YOGA
Kata ’yoga’, ‘yogi’ begitu popular di masyarakat. Apa sesungguhnya
makna kata tersebut? Kata ‘yoga’ digunakan dengan berbagai pengertian. Istilah
‘yoga’ ( bahasa Sansekerta) berasal dari akar kata ‘yuj’ berarti
‘menghubungkan’. Dalam konteks ini, ia dimaknai sebagai persatuan spirit
individu (jivatman) dengan Spirit Universal (Paramatman).
Pengertian ini dipahami dalam konteks sistem filsafat
Vedanta. Sementara Bhagavad-gita mendefinisikan ‘yoga’ sebagai suatu keadaan
yang bebas dari penderitaan dan kesedihan
Untuk memperoleh pemahaman tentang bagaimana yoga bisa
berkembang seperti yang ada saat ini, maka kita perlu melihat sejenak latar
belakang sejarah yang mendasarinya. Yoga merupakan suatu teknik yang telah
berkembang sejak ribuan tahun, yang awalnya dikenal dengan praktek “Tantra”.
Tantra, pertama kali diperkenalkan di India, 7000 tahun yang lalu oleh seorang
yogi besar Sadashiva. Yoga didesain sebagai suatu pengetahuan menyeluruh
tentang kehidupan, melingkupi setiap aspek pengembangan pribadi dan sosial.
Istilah Tantra mengandung makna “sesuatu yang membebaskan dari kekasaran
(ketidakpedulian)’, dan oleh karenanya, latihan-latihannya didasarkan pada
suatu cara yang sistematis dan ilmiah, untuk membawa setiap individu dari
tingkat ketidakpedulian (ignorance) menuju tingkat pencerahan spiritual
(spiritual illumination). Latihan Tantra tidak terbatas pada Meditasi dan Yoga
saja, namun meluas hingga mencakup bidang kesenian, musik, sastra, obat-obatan,
tari-tarian, kesadaran lingkungan-singkatnya pendekatan hidup yang bersifat
holistik.
Sejalan dengan perkembangan zaman, banyak bermunculan
cabang-cabang dan bagian-bagian dari Tantra. Cara sederhana untuk melukiskan
hal ini terlihat pada diagram. Di dalamnya mungkin terlihat bagaimana
menggolongan Tantra terjadi, dan seberapa dekat jenis yoga yang kita miliki
saat ini dapat ditelusuri kembali ke asalnya sesuai dengan ajaran Sadashiva.
Pembagian Tantra kedalam wilayah khusus yang berbeda tersebut, telah
mengakibatkan hilangnya efektifitas dan keharmonisam dari keseluruhan filsafat
kehidupan yang lengkap. Hal ini sama halnya dengan cerita lima orang buta yang
diminta oleh seorang raja untuk menggambarkan bentuk seekor gajah. Orang
pertama, memegang ekor gajah dan berkata bahwa gajah adalah binatang yang
panjang dan bulat. Orang berikutnya, memegang telinga gajah dan berkata bahwa
gajah adalah seekor binatang yang besar, gendut dan bulat. Demikian seterusnya,
masing-masing orang menggambarkan gajah tersebut dengan cara yang berbeda.
Meskipun masing-masing dari mereka menggambarkan satu bagian secara benar,
namun tidak dalam bentuk gambaran gajah secara utuh.
Hal yang sama terdapat pula pada Tantra. Kelompok-kelompok
yang berbeda mungkin memusatkan diri pada bagian tertentu saja, namun pemahaman
secara utuh menjadi hilang.Tantra merupakan pengetahuan sepanjang masa dan
relevansinya dengan dunia saat ini tidak kurang dibanding masa lalu. Di bidang
ilmiah, kesehatan, dan psikologi, para ilmuwan modern mulai memahami dan
membuktikan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Tantra. Penelitian mereka tentang
pikiran manusia telah membuka keseluruhan wawasan baru psikologi. Banyak dokter
dan ahli kesehatan telah menyadari bahwa latihan dan postur-postur kesehatan
Yoga yang terdapat dalam Tantra telah melampui pengetahuan obat-obatan ortodoks.
Dewasa ini, dengan segala kesulitan dan kekacauannya, Tantra merupakan suatu
jawaban yang ilmiah atas masalah-masalah yang menimpa umat manusia tersebut.
Selanjutnya, Tantra mengajarkan bahwa seseorang harus memandang secara obyektif
terhadap seluruh kehidupan dan hidup secara positif, selalu melakukan
tindakan-tindakan yang dapat membantu perkembangan evolusi, kemajuan menuju
kesadaran tertinggi serta memberikan pedoman untuk membedakan antara hal-hal
yang membawa kebesaran dengan hal-hal yang membawa kegelapan. Tantra merupakan
pengetahuan yang dapat diterapkan setiap zaman bagi semua orang di segenap
penjuru dunia, sebab ajarannya sangat universal siapa saja dapat mempelajari
dari berbagai kepercayaan apapun.
Yoga & Meditasi Teja Surya juga didasari atas ajaran
Tantra dan Patanjali Yoga, dimana oleh Rhsi Patanjali telah menyusun delapan
tahapan Yoga yang sering disebut sebagai Astanga Yoga yaitu :
1. Yama yang
terdiri dari lima perintah yang dilaksanakan sehingga akan mempercepat proses
peningkatan kesadaran spiritual. Hal-hal yang dianjurkan adalah:
2. Ahimsa = tidak menyakiti atau membunuh.
3. Satya = kebenaran dalan berpikir,
perkataan dan perbuatan atau tidak boleh berbohong.
4. Asetya = tidak mencuri, tmencuri dalam
artian bukan saja dalam bentuk fisik tapi dalam bentuk pikiran dan mental.
5. Brahmacari = tidak menikah atau pantang
melakukan hubungan sexual.
6. Aparigraha = hidup dalam kesederhanaan,
mengurangi keingingan dan nafsu, tidak memaksakan diri dalam menjalani sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar